Minggu, 31 Maret 2013

Blog Belajar PAI: Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin



Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin




Hukum bacaan Nun mati/Tanwin dibagi menjadi lima, yakni Izhar Halqi, Idgam Bigunnah, Idgam Bilagunnah, Iqlab, dan Ikhfa' Hakiki. Penjelasan mengenai kelima hukum bacaan tersebut sebagai berikut.






















Blog Belajar PAI: Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin: Hukum bacaan Nun mati/Tanwin dibagi menjadi lima, yakni Izhar Halqi, Idgam Bigunnah, Idgam Bilagunnah, Iqlab, dan Ikhfa' Hakiki. Penjel...

X-TRA ORDINARY: Materi Tajwid Bab 10-Hukum Bacaan “Ro’ Tebal & Ro’...

X-TRA ORDINARY: Materi Tajwid Bab 10-Hukum Bacaan “Ro’ Tebal & Ro’...: Assalamu’alaikum…. Pada kesempatan kali ini saya akan memposting sedikit cuplikan dari Materi Tajwid Bab 10-Hukum Bacaan “Ro’ Tebal & ...

TAJWID 2 CARA MEMBACA LAFADZ ALLAH BAG 2 ARI RKM.wmv
























































Digital Ilmu Tajwid.chm e-book is free on BookiDoc.com. Download it right now.

Digital Ilmu Tajwid.chm e-book is free on BookiDoc.com. Download it right now.

tajwid ppt - FREE Download 11 files from file sharing service: 4shared.com, 4shared.com,4shared.com and other file hostings"!

tajwid ppt - FREE Download 11 files from file sharing service: 4shared.com, 4shared.com,4shared.com and other file hostings"!

Download p p tajwid Docs eBooks | Download power point kaedah_teknik p&p tajwid.ppt Text Document | Search results: 5 Documents

Download p p tajwid Docs eBooks | Download power point kaedah_teknik p&p tajwid.ppt Text Document | Search results: 5 Documents

f2kom Gudangnya Ilmu : Aplikasi Belajar Tajwid

f2kom Gudangnya Ilmu : Aplikasi Belajar Tajwid: Diawal tahun 2013 ini marilah kita niatkan untuk menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan di awal tahun ini admin mencoba memposting a...

f2kom Gudangnya Ilmu : Nuance OmniPage 18 Professional Full Version

f2kom Gudangnya Ilmu : Nuance OmniPage 18 Professional Full Version: Nuance OmniPage merupakan software aplikasi yang wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa, apalagi yang sedang menyusun makalah, skripsi ata...

f2kom Gudangnya Ilmu : SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (CD Pembelajaran Interak...

f2kom Gudangnya Ilmu : SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (CD Pembelajaran Interak...: Karena Sistem Pencernaan manusia-part-2 tidak bisa di download maka admin memposting kembali multimedia pembelajaran tentang Sistem Pencern...

f2kom Gudangnya Ilmu : Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP

f2kom Gudangnya Ilmu : Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP: Menjelang tahun ajaran baru atau setelah kenaikan kelas, biasanya orang tua siswa dibuat pusing, karena banyak sekali budget yang harus ...

f2kom Gudangnya Ilmu : Aplikasi Belajar Tajwid

f2kom Gudangnya Ilmu : Aplikasi Belajar Tajwid: Diawal tahun 2013 ini marilah kita niatkan untuk menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan di awal tahun ini admin mencoba memposting a...

Coretan-Coretan Maut Rizal™: Kenali Tajwid & Metode Mempelajarinya

Coretan-Coretan Maut Rizal™: Kenali Tajwid & Metode Mempelajarinya: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam Blogwalking para Sahabatku... Kali ini Saya akan berbagi, Apa Itu Tajwid dan Apa hukum bagi yang tid...

Pentingnya mempelajari Ilmu Tajwid

Animasi Islamic | Flash Player | Simulasi Belajar Ilmu Tajwid dengan Animasi Flash

 

Dengan memanfaatkan Flash Player, diary zone mencoba menyajikan Simulasi Interaktif Belajar Ilmu Tajwid sebagai media pembelajaran dengan menggunakan animasi islamic file swf. Mudah-mudahan saja ada manfaatnya baik untuk diri sendiri, para blogger maupun semua netter.

Sebelumnya, ada beberapa hal penting sehubungan Ilmu Tajwid ini. Kenapa Ilmu Tajwid penting? Apa Ilmu Tajwid itu? Apa saja cakupan materi Ilmu Tajwid? Apa hukum mempelajari Ilmu Tajwid? Mungkin itu beberapa pertanyaan yang sedikitnya bisa membangkitkan minat untuk mempelajari Ilmu Tajwid.

1. Pentingnya mempelajari Ilmu Tajwid
“… Dan bacalah Al-Quran dengan tartil” (Q.S 73 : 4). Dari Ayat ini, hendaknya membaca Al-Quran dengan perlahan-lahan sehingga membantu pemahaman dan renungan terhadap isi dan maknanya.

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al- Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya” (Q.S 75 : 16-17)

“Nabi saw, membaca Al-Quran dengan madd, kemudian (Anas bin Malik r.a mencontohkan dengan) membaca bismillaahir rahmaanir rahiim seraya memanjangkan bismillaah, memanjangkan ar-rahmaan, dan memanjangkan ar-rahiim” (H.R Bukhari)

Dari ayat dan hadits di atas, secara tidak langsung menuntut kita mempelajari TAJWID untuk mengetahui tata cara membaca Al-Qur’an dengan tartil, fasih, mengetahui bahwa suatu lafazh harus di baca panjang, mengetahui hak-hak huruf dan sifat-sifanya. Dll.

2. Pengertian Tajwid
Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwidan, yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Tajwid juga diartikan sebagai sesuatu yang mendatangkan kebajikan.

Secara istilah tajwid diartikan sebagai ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf (Hijaa-Iyyah), baik hak-hak huruf (haqqul harf) maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf dipenuhi, yang teridiri atas sifat-sifat huruf, hukum-hukum madd, tarqiq, tafkhim, dan yang lainnya.

Tajwid juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hak-hak huruf (Hijaa-Iyyah), tata tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan sifatnya serta menghaluskan pengucapan dengan cara yang sempurna tanpa berlebih-lebihan, serampangan, tergesa, dan dipaksakan.

3. Cakupan Materi Ilmu Tajwid
Secara umum dibagi 2:
- Haqqul harf, sesuatu yang harus ada pada setiap huruf, yang meliputi sifat-sifat huruf (shifaatul harf) dan tempat keluarnya huruf (makhaarijul harf)
- Mustahaqqul harf, hukum-hukum baru yang ditimbulkan oleh sebab tertentu setelah hak-hak huruf dipenuhi

Jika dirinci, cakupan materi Ilmu Tajwid ini meliputi:
- Makhaarijul huruuf, membahas tentang tempat-tempat keluarnya huruf
- Shifaatul huruuf, membahas tentang sifat-sifat huruf
- Ahkaamul huruuf, membahas tentang hukum-hukum yang lahir dari hubungan antar huruf
- Ahkaamul Maddi wal Qashr, membahas tentang hukum-hukum memanjangkan dan memendekkan bacaan
- Ahkaamul Waqfi wal Ibtida’, membahas tentang hukum-hukum menghentikan dan memulai bacaan

4. Hukum mempelajari Ilmu Tajwid memang Fardhu Kifayah, tapi membaca Al-Quran dengan Tajwid menurut jumhur ‘ulama hukumnya Fardhu ‘Ain

Allahu A'lam

Ya, sekarang silahkan cek ANIMASI ISLAMIC ILMU TAJWIDnya...!!! Supaya lebi jelas silahkan FULL SCREEN dan tidak usah menunggu LOADING selesai.


 

PPT – "tajwid PowerPoint presentation | free to download

PPT – "tajwid PowerPoint presentation | free to download

Makhorijul Huruf, Sifatul Huruf, ....

Makhorijul Huruf


Semua huruf Hijaiyyah, masing-masing mempunyai makhraj (tempat keluar) tersendiri. Secara umum makharijul huruf terbagi menjadi lima bagian:
  1. الجوف : Al Jauf (rongga mulut dan tenggorokan)
  2. الحلق : Al Halq (tenggorokan)
  3. اللسان : Al Lisan (lidah)
  4. الشفتين : Asy Syafatain (kedua bibir)
  5. الخيشوم : Al Khaisyum (rangga hidung)

1. الجوف (AL JAUF)
Al Jauf secara bahasa adalah “lubang atau lingkaran.” Sedangkan dalam istilah tajwid, al-jauf adalah suara atau bunyi huruf yang keluar dari rongga mulut dan tenggorokan. Al Jauf juga disebut sebagai tempat keluarnya huruf-huruf mad (panjang): (و ي ا ). Huruf-huruf mad ialah:
a. Alif, yang didahului harakat fathah : ا َ-
b. Ya’ sukun yang didahului harakat kasrah : ِ ي-
c. Wawu sukun yang didahului harakat dhummah :ُو -
Contoh-contoh bacaan Al Jauf :

يَاأَيُّهَاالَّذِينَ أَمَنُوا -قُوا أَنفُسَكُم -وَأَهْلِيكُمْ نَارًا – إِذَاجَاءَ نَصْرُاللهِ وَاْلفَتْح ِ – اَلرَّحْمَنِ الَّرحِيمِ – يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللهِ أَفْوَاجًا


Sifatul Huruf

Setelah mempelajari Makharijul huruf, belumlah cukup jika tidak dilanjutkan dengan mempelajari sifat-sifat huruf. Karena sangat mungkin, seseorang dapat mengucapkan huruf ب (ba’) pada lafad لََهَبٍ وَتَبَّ dengan tepat sebagaimana makhrajnya, namun bacaan tersebut belum bisa dikatakan benar dan sempurna, sehingga harus di ucapkan sesuai dengan salah satu sifatnya, yaitu qalqalah.
Oleh karena itu, tujuan utama mempelajari sifat-sifat huruf adalah agar setiap huruf yang kita ucapkan, sesuai dengan hurufnya baik tempat maupun sifatnya.
Sifat-sifat huruf terbagi menjadi dua bagian:
1. Sifat Yang Memiliki Lawan
a. Al Hams x Al Jahr
b. Asy Siddyah x Ar Rakhwah
c. Al Isti’la’ x Al Istifal
d. Al Ithbaq x Al Infitah
e. Al Idzlaq x Al Ishmat
2. Sifat Yang Tidak Memiliki Lawan
a. Ash Shafir
b. Al Qalqalah
c. Al Lien
d. Al Inhiraf
e. At Takrir
f. At Tafasyi
g. Al Istithalah
 

Qalqalah( القلقلة )

Qalqalah( القلقلة )Dari sudut bahasa: Bergerak-gerak dan gementar. Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Bunyi lantunan yang kuat dari makhraj hasil dari bacaan huruf yang bertanda Sukun di mana makhrajnya ditekan terlalu kuat kemudian dilepaskan dalam waktu yang singkat sama ada huruf Sukun itu asli atau mendatang.

Cara baca qolqolah:
1. Rendah
Lantunan yang paling rendah( أقل شدة ): Apabila huruf Qalqalah terletak di pertengahan kalimah contohnya: Huruf Qaf di dalam kalimah( وخلقناكم أزواجا ).
 
 

Tafkhim dan Tarqiq


Huruf hijaiah terbahagi kepada tiga bahagian dari sudut Tafkhim( التفخيم )dan( الترقيق )Tarqiq. Pertama: Huruf yang sentiasa ditebalkan iaitu Huruf-huruf Isti'la'. Kedua: Huruf yang kadangkala ditebalkan dan kadangkala dinipiskan bacaannya mengikut keadaan ayat. (Alif - Lam Lafaz Allah - Ra').
Ketiga: Huruf yang sentiasa dinipiskan bacaannya iaitu Huruf Istifal selain daripada huruf Lam dan Ra'.

Pengertian Tafkhim
Tafkhim( التفخيم )Dari sudut bahasa: Gemuk (tebal).
Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Ibarat kekuatan masuk pada bunyi huruf hingga bunyinya memenuhi mulut. Huruf Tafkhim terdiri dari tujuh huruf yang terkandung di dalam bait syair( خص ضغط قظ ).

Belajar Ilmu Tajwid 10 : Waqof



Akhirnya kita belajar tentang Waqof (pemberhentian). Adapun yang akan kita bahas disini adalah macam macam waqof dan tanda tandanya.


A. Macam Macam Waqof


1. Tamm (sempurna)


الوقف التام


Yaitu waqof yang dilakukan pada suatu kata dalam suatu bacaan al-qur’an sedangkan kata tersebut tidak ada hubungannya dengan kata yang selanjutnya.


Contohnya dalam surat Al-Baqoroh ayat 7


وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ . وَ مِنَ النَّاسِ …


2. Hasan (baik)


الوقف الحسن


Yaitu waqof yang dilakukan pada suatu kata dalam suatu bacaan al-qur’an tetapi kata tersebut ada hubungannya dengan kata yang selanjutnya.


Contohnya dalam surat Al-Fatihah ayat 7


أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ . غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ …

Mad

Mad


Mad( مد ).
Dari sudut bahasa: Lebih / Tambahan. Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Memanjangkan sebutan lebih dari dua harakat ketika membaca huruf Mad (pemanjang) atau Lin yang bertemu dengan huruf Hamzah atau baris Sukun. Huruf Mad terdiri dari tiga huruf iaitu Alif( ا ), Wau( و )dan Ya'( ي ).
Huruf Wau disyaratkan huruf sebelumnya berbaris di hadapan dan huruf Ya' pula disyaratkan huruf sebelumnya berbaris di bawah manakala huruf Alif tidak baris lain yang berada sebelumnya selain baris di atas. Huruf Ya' dan Wau apabila berbaris Sukun dan huruf sebelumnya berbaris di atas, kedua-dua huruf tersebut tidak dinamakan huruf Mad tetapi ia dinamakan Huruf Lin.

1. Mad Tabi'i( المد الطبيعي )atau Mad Asli( المد الأصلى ).
Mad yang terdapat huruf hijaiah selain dari huruf Hamzah dan Sukun selepasnya dan ia dinamakan Tabi'i ialah kerana pembaca yang memiliki sifat kejadian yang sempurna tidak mengurangkan kadar Madnya iaitu dua harakat dan tidak pula melebihi dari itu.

Ketika berhenti dan Sambung
Apabila huruf Mad berada dalam keadaan tetap, sambung dan berhenti, huruf tersebut dibaca secara Mad (panjang) sama ada ketika sambung dan berhenti. Begitu juga sama ada ketika berada di pertengahan kalimah seperti( مالك) (يوصيكم )atau di akhir kalimah seperti( والشمس وضحاها ).
Di dalam bahagian ini disyaratkan tidak terdapat huruf Hamzah atau Sukun selepas huruf Mad.

Jenis Hamzah

Jenis Hamzah

Hamzah yang terdapat di dalam al-Quran terbahagi kepada dua bahagian iaitu Hamzah Wasal dan Hamzah Qat'ie.

1. Hamzah Qat'ie( همزة القطع ).
Hamzah ini tetap disebut pada permulaan bacaan, pada ketika bacaan sambung dan pada tulisan. Hamzah ini dinamakan dengan Hamzah Qat'ie ialah kerana ia memutuskan beberapa huruf dari huruf yang lain ketika membacanya. Hamzah Qat'ie terletak pada awal kalimah, pada pertengahan kalimah atau pada akhir kalimah. Ia juga terletak pada kata nama (isim), kata kerja (fe'el) dan sendi nama (harf).
Hukumnya ialah ia perlu disebut ketika membacanya.




KEPENTINGAN DAN KELEBIHAN MEMPELAJARI ILMU TAJWID

KEPENTINGAN DAN KELEBIHAN MEMPELAJARI ILMU TAJWID

Diantara Kepentingan dan Kelebihan mempelajari ilmu tajwid adalah :

 KEPENTINGAN
KELEBIHAN
  • ·         Mengelakkan kesalahan dalam bacaan ayat al-Quran.

  • ·         Dapat menyebut huruf dengan tepat mengikut sifat dan makhrajnya.

  • ·         Menjamin kesahan dan kebenaran makna sesuatu ayat yang dibaca berdasarkan hukum-hukum bacaan yang terdapat di dalam ilmu tajwid.
  • ·         Mendapat kedudukan yang mulia di sisi Allah sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis Nabi:
·          
Bacalah al-Quran, maka
sesungguhnya dia akan datang
pada hari kiamat sebagai syafaat
kepada pembacanya.”
[HR. Muslim]

  • ·         Bacaan bertajwid jika disertai dengan kefahaman maknamakna ayat dapat menimbulkan rasa nikmat keindahan bahasa ayat-ayat al-Quran yang merupakan salah satu daripada mukjizat agung kepada umat manusia.

  • ·         Memperolehi kebaikan hidup di dunia dan di akhirat.

HUKUM MEMPELAJARI ILMU TAJWID

Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah. Mengamalkan bacaan al-Quran dengan bertajwid adalah fardu ‘ain bagi setiap Muslim yang mukallaf.

Membaca al-Quran dengan bertajwid boleh dihuraikan dalam dua keadaan:
1) Membaca al-Quran dengan bertajwid pada kadar yang paling minimum iaitu bacaannya tidak mengubah struktur perkataan atau merosakkan maknanya. Hukumnya adalah fardu ‘ain.
2) Membaca al-Quran dengan bertajwid iaitu dengan memeliharakeseluruhan hukum-hukum tajwid dalam bacaan. Hukumnya wajib ke atas mereka yang mahir dengan ilmu tajwid.

Ilmu Tajwid

Dalam segi bahasa, Tajwid bermakna mengelokkan dan membaguskan sesuatu.
Sedangkan menurut istilah, Tajwid ialah suatu ilmu yang membicarakan mengenaimakhraj huruf (tempat keluar huruf), sifat-sifatnya, kadarpanjang pendek bacaan serta perkara-perkara lain yang adakaitan dengan cara bacaan ayat al-Quran.

Tujuan Tajwid ialah memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (lidah) dari kesalahan membaca.

HUKUM NUN MATI DAN TANWIN

HUKUM NUN MATI DAN TANWIN


تَثْبُتُ فىِ الْخَطِ وَاللَّفْظِ
Nun mati itu ada dalam tulisannya dan ada dalam bacaannya.
Adanya Nun mati atau tempatnya nun mati yang akan diberi hukum,itu tidak tentu
adanya,dalam kalimah isim ada,dalam fiil ada,dalam haraf,di tengah-tengah
kalimah,diujung kalimah,di tingkah waqaf dan juga washal.

هُوَ نُوْنٌ سَاكِنَةٌوَاقِعَةٌ فىِآخِرِالْكَلِمَةِ لَفْظً لاَخَطً
Yang namanya tanwin itu adalah nun yang masih mati yang ada dalam bacaannya
saja tidak ada dalam tulisannya.

Apa perbedaannya nun mati dan tanwin ?
1.Tanwin Adanya dalam bacaannya saja.
2.Tanwin Adanya diujung kalimah
3.Tanwin Adanya dalam kalimah isim saja
Sedangkan nun mati seperti yang telah dijelaskan diatas.

Haraf Hijaiyyah semuanya ada 28
Pada saat menghadapi huruf hijaiyyah yang 28,hukumnya nun mati dan tanwin ada
empat hukum. 1.Idhar,2.Idgham,3.Iqlab,4.Ikhfa.
Keterangannya didapat dari kitab tukhfatul athfal,sabda Syehk Sulaiman aljamjuri.
لِلنُّوْنِ اِنْ تَسْكُنْ وَلِلتَّنْوِيْنِ اَرْبَعُ اَحْكَامٍ فَخُذْ تَبْيِيْنِ
Nun mati dan Tanwin ketetapan,hukum empat harus pegang penjelasan.

HUKUM MIM DAN NUN YANG DITASYDIDAN.

HUKUM MIM DAN NUN YANG DITASYDIDAN.

HUKUM MIM DAN NUN YANG DITASYDIDAN.
Huruf Gunnah ada dua : yaitu NUN dan MIM yang ditasydidan.Sabda Syehk
sulaiman aljamjuri dalam kitab tukjfatul athfal :
وَغُنَّ مِيْمًاثُمَّ نُوْنًاشُدِّدًا وَسَمِّ كُلاَّ حَرْفِ غُنَّةِ بَدَا
Pada Mim dan Nun Yang ditasydidan Harus ( meng haruskan suara)gunnah dinamakannya.
( Gunnah itu adalah suara yang harus yang nyaring maksa masuk pada hidung)
banyaknya yang harus menggunakan gunnah pada umumnya ada dua puluh enam (26)
4.Pada Idgham Ma’al Gunnah ( YANMU)
1.Pada Iqlab.
15.Pada Ikhfa.
2.Pada Huruf Gunnah.
1.Pada Huruf Ikhfa Syafawi.
1.Pada Idgham Mitslen.
1.Pada Alif Lam Menghadapi Nun.
1.Pada Idgham Mutajannisen.

Hukum Baris Hamjah

Hukum Baris Hamjah


1. Hukum Hamzah yang berbaris atas: Hamzah Wasal yang berbaris atas disebut ketika memulakan bacaan dengannya jika sekiranya ia berada di dalam kata sandang( ال )takrif yang sentiasa disandang pada kata nama am. Contohnya:( الحمد لله رب العالمين - الرحمن الرحيم )

2. Hukum Hamzah yang berbaris bawah: Ia disebut ketika memulakan bacaan jika sekiranya ia berada di dalam kata kerja, huruf ketiganya berbaris atas atau berbaris bawah atau berada di dalam terbitan kata kerja yang telah lalu( الفعل الماضي ).
Contohnya:( ارجع إليهم) (استكبارا في الأرض) (ادفع بالتي هي أحسن ).
Perhatian penting: Di dalam bacaan, Hamzah Wasal terdapat pada tujuh tempat iaitu:( اسم - اثنتين - امرأة - امرؤ - ابنة - ابن ).
Manakala hukum mula bacaan Hamzah Wasal di dalam kalimah-kalimah ini ialah wajib dibaca dengan baris bawah.

HUKUM ALIF LAM

HUKUM ALIF LAM


Berapa banyaknya hukum Alif Lam pada sa’at menghadapi huruf hijaiyyah yang
dua puluh delapan (28) ? Jawabannya tak kurang dari dua hukum !. 1.wajib idhar
membacanya 2 .wajib idgham membacanya.
Banyaknya huruf yang wajib idhar disini ada empat belas(14)yang dikumpulkan
pada lafad : اِبْغِ حَجَّكَ وَخَفْ عَقِيْمَهْ yaitu: ء,ب,غ,ح,ج,ك,و,خ,ف,ع,ق,ي,م,ها.

Alif lam yang pertama ( yang wajib idhar) namanya Alif lam qomariah (bulan)apa
sebabnya disamakan sama bulan ? sebab alip lamnya di dohirkan { idhar } saperti
pada lapad اَلْقَمَرْ seperti halnya kita melihat bulan cahayanya dan bentuknya
kelihatan.
Yang kedua adalah Alif lam yang wajib idgham hurufnya sama ada 14.yaitu :
ط,ث,ص,ر,ت,ض,ذ,ن,د,س,ظ,ز,ِش,ل.
Dan Alif lam yang diwajibkan idgham namanya adalah alif lam Syamsiyyah
(Matahari)

HUKUM MIM MATI.

HUKUM MIM MATI.


Hukum mim mati saat behadapan atau menghadapi huruf hijaiyyah yang dua puluh
delapan(28) ada tiga. 1.Ikhfa Syafawi 2.Idgham Mitslain.3.Idhar Syafawi.
اَحْكَامُهَاثَلاَثَةٌلِمَنْ ضَبَطْ اِخْفَاءُاِدْغَامٌ وَاِظْهَارٌ فَقَطْ
Hukumnya Tiga,ikhfa idgham dan idhar tidak salah.
Apa keterangannya hukum mim mati no ke satunya adalah Ikhfa syafawi
Sabda syeh sulaiman al jamjuri dalam kitab tukhfatul athfal:
فَالاْ َوَّلُ الاِْخْفَاءُقَبْلَ الْبَاءِ وَسَمِّهِ الشَّفَوِيَّ لِلْقُرَآءِ
Kesatunya Ikhfa kalau sebelumnya BA,namanya ikhfa safawi mungguh quro.
Yang dimaksud ikhfa disini adalah membaca mim mati antara sifat idhar dan idgham serta harus menggunakan gunnah.
وَالثَّانِىاِدْغَامٌ بِمِثْلِهَااَتَى وَسَمِّ اِدْغَامًاصَغِيْرًايَافَتَى
Keduanya idgham kalau kedepannya mim lagi, mistlain shagir ketenarannya.
Dan yang dimaksud idgham disini adalah membaca nun mati harus dimasukkan pada huruf idghamnya serta harus menggunakan Gunnah.

وَاثَّالِثُ الاِْظْهَارُفىِالْبَاقِيَةِ مِنْ اَحْرُفٍ وَسَمِّهَاشَفْوِيَّةِ
Ketiganya idhar syafawi hukumnya,menghadapi huruf yang sesisanya.
Sedangkan yang dimaksud Idhar disini adalah Membaca Mim mati harus jelas,
(jangan menggunakan Gunnah)
Apa sebabnya hukumnya yang kesatu dan yang ketiga disebut Syafawi ? Sebab Mim makhrajnya
di syafatain (Bibir dua).
Apa sebabnya yang kedua disebut Mitslain ? Sebab sama makhrajnya dengan sifatnya
(Mim dengan Mim)
1.Huruf Ikhfa Safawi ada satu yaitu “BA”
2.Sedangkankan huruf idgham mitslain sama ada satu yaitu MIM.
3.Sedangkan huruf idhar syafawi ada dua puluh enam huruf(26) yaitu :
ء,ت,ث,ج,ح,خ,د,ذ,ر,ز,س,ش,ص,ض,ط,ظ,ع,غ,ف,ق,ك,ل,ن,و,ها,ي.
Apakah ada ketika mim mati menghadapi huruf yang dua puluh enam(26)
harus hati-hati membacanya ? Ada !
yaitu mim mati menghadapi dua huruf yaitu WAU dan Fa.
Sebabnya harus hati-hati adalah
1.sebab saling berdekatan makhraj MIM dengan FA 2.Dan makhraj WAU dengan MIM.
Keterangannya menurut syehk Sulaiman aljamjuri dalam kitab tukhfatul athfal :
وَاحْذَرْلَذَىوَاوٍوَفَااَنْتَحْتَفِ لِقُرْبِهَاوَالاِْتِّهَادِفَاعْرِفِ
Mim mati Idharkan harus sangat hati-hati,pada WAU dan FA sebab berdekatan

Mari kenali mahram kita

orchid
Bismillahirahmanirrahim….
Ath Thabrani meriwayatkan dalam mu’jam-nya dari ma’qal bin yasar ia berkata, Rasululloh Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sungguh bahwa seseorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi di kepalannya itu lebih baik baginnya dibandingkan dia menyentuh perempuan yang tidak halal baginya ” (Dari buku tanya jawab syaikh Muqbil II hal 122)
“Janganlah seseorang laki-laki bersunyi-sunyian dengan seorang wanita kecuali ditemani mahramnya” (HR Bukhori dan Muslim)
Mahram..kita sering sekali kita mendengar kata itu, kali ini kami akan mencoba menjelaskan definisi mahram:
Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan. (Lihat Ahkam An-Nazhar Ila Al-Muharramat hal 32)

Syaikhul islam ibnu taimiyah menjelaskan definisi itu sebagai berikut:
“Mahram adalah laki-laki yang tidak diizinkan menikahi seorang wanita selama-lamanya” Jadi dari sini kita dapat simpulkan bahwa mahram itu selalu laki-laki.
Adapun ketentuan siapa yang mahram dan yang bukan mahram telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 23 :

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالاَتُكُمْ وَبَنَاتُ الأَخِ وَبَنَاتُ الأُ خْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللاَّتِيْ أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَآئِكُمْ وَرَبَآئِبِكُمُ اللاَّتِيْ فِيْ حُجُوْرِكُمْ مِنْ نِسَآئِكُمُ اللاَّتِيْ دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُوْنُوْا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلاَئِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِيْنَ مِنْ أَصْلاَبِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوْا بَيْنَ الأُخْتَيْنِ إِلاَّ مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُوْراً رَحِيْماً.
“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak-anak kandungmu (menantu), dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuai yang telah terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Nisa : 4 / 32).
Dari ayat ini dapat disimpulkan mahram atau orang yang boleh melakukan safar (perjalanan) bersamanya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan dengannya dan seterusnya dari hukum-hukum mahram bagi kaum wanita adalah:
a. Ayah.., Ayahnya ayah/ibu (kakek), kakek buyut dan seterusnya keatas
Seorang ayah adalah mahram bagi putrinya, seorang kakek adalah mahram dari cucunya dan seterusnya sampai keatas.,
b. Mertua, kakek suami baik dari pihak ibu maupun ayah dan terus sampai ke atas..,
Ayah mertua adalah mahram bagi istri anak laki-lakinya (menantunya), Kakek mertua adalah mahram bagi istri cucu laki-lakinya.
c. Anak laki-laki, cucu laki-laki baik dari anak laki-laki maupun dari anak perempuan, cicit laki-laki maupun perempuan dan terus kebawahnya.
Anak laki-laki adalah mahram dari ibunya, cucu laki-laki adalah mahram bagi neneknya.,
d. Anak laki-laki suami, cucu laki-laki suami baik dari anak laki-laki maupun dari anak perempuan dan terus kebawahnya.
Anak laki-laki suami adalah mahram bagi ibu tirinya, cucu laki-laki suami adalah mahram bagi neneknya dan seterusnya.
e. Saudara laki-laki sekandung, ataupun seayah atau seibu
Saudara laki-laki adalah mahram dari saudara perempuannya baik itu sekandung, seayah maupun seibu saja.
f. Anak laki-laki dari saudara laki-laki (keponakan), anak laki-laki dari keponakan laki-laki.
Keponakan laki-laki adalah mahram bagi bibinya, anak laki-laki dari keponakan laki-laki adalah mahram bagi saudara perempuan kakeknya.
g. Anak laki-laki dari saudara perempuan (keponakan), anak laki-laki dari keponakan tersebut sampai kebawah.
Anak laki-laki dari saudara perempuan (keponakan) adalah mahram bagi saudara perempuan ibu, anak laki-laki dari keponakan tersebut mahram bagi saudara perempuan neneknya dan seterusnya. ( Lihat Al jami’ li ahkamil Qur’an)
Mahram diatas adalah mahram karena nasab, ada mahram karena sebab yang lain yaitu karena penyusuan dan karana mushaharah (kekeluargaan). Berdasarkan dalil:

وَأُمَّهَاتُكُمُ الاَّتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُم مِّنَ الرَّضَاعَةِ
“Dan (diharamkan atas kalian) ibu-ibu kalian yang telah menyusukan kalian dan saudara-saudara perempuan kalian dari penyusuan.” (An-Nisa 23)

يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعِ مَا يَحْرُمُ مِنَ النَّسَبِ
“Apa yang haram karena nasab maka itupun haram karena punyusuan.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Ibnu ‘Abbas)
berdasarkan dua dalil tersebut kita dapat simpulkan bahwa tersebarnya hubungan mahram dari pihak ibu dan ayah susu sebagaimana tersebarnya pada kerabat (nasab).
Sekarang mari kita mengenal mahram dari hubungan pernikahan atau kekeluargaan yaitu:
a. Paman diharamkan untuk menikahi putri saudara laki-lakinnya maupun saudara laki-lakinya. Maka paman merupakan mahram bagi keponakannya.
b. Ibu mertua dari suami putrinya baik istrinya itu sudah dicerai atau belum. Sama saja ia sudah bercampur dengan isterinya atau belum. Dan pendapat ini merupakan pendapat jumhur.
c. Anak tiri tidak haram dinikahi ayah tirinnya kecuali ayahnya telah bercampur dengan ibunnya. Jadi apabila sebelum bercampur dengan ibunnya maka apabila ibunnya dicerai maka boleh ayah tiri tersebut menikahi bekas anak tirinnya.
d. Ayah suami mahram bagi isteri anak laki-laki (menantu) selamannya selama anak laki-laki itu termasuk anak kandung.
Berdasarkan dalil:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالاَتُكُمْ وَبَنَاتُ اْلأَخِ وَبَنَاتُ اْلأُخْتِ
“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan…” (An-Nisa: 23)
Adapun aurot wanita di depan mahram adalah:
Kepala, leher, tangan (tempat menempelnya gelang), lengan atas yang biasannya ditempeli gelang, atas mata kaki (tempat gelang kaki), dan telapak kaki. Hanya bagian inilah yang bisa ditampakkan wanita kepada mahram atau wanita muslimah..,
(Fatwa-fatwa syaikh al bani hal 172)

Ta’aruf

Ta’aruf

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaykum warahmatullohi wabarakatuh……..
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala, kita memohon pertolongan, ampunan dan perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri dan kejelekan amal-amal kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq disembah selain Alloh, tidak ada sekutu bagi-Nya dan hanya kepada-Nya kami berserah diri. Dan kami juga bersaksi bahwa muhammad adalah hamba dan Rasul Alloh.
Amma ba’du
Selamat datang di ruang belajar aliyah……sebuah ruang kosong yang sangat butuh untuk diisi……tempat berteduh aliyah dari kepenatan yang ada.
basemen
Pemilik ruang ini adalah:
Himmatul aliyah aka Lailiatul M..seorang thalabul ilmi, seorang anak dari seorang ibu sekaligus (masih) mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di kota Malang.  Pemilik ruang ini lahir di rumah sakit karang menjangan pada Nophember 198*.
Sebelumnya aliyah ucapkan jazakumulloh khayran katsiron atas kunjungannya di ruang yang masih berantakan ini…….semoga semangat yang tinggi terus terbersit di dada ini.
Semoga untaian kata yang tersaji dapat bermanfaat bagi antum wa antunna…..
SELAMAT MEMBACA…..!!!!
Qur’an o mainichi……yonde kudasai
Muslim, muslim watashi wa……..^_^V

HUKUM MEMANGGIL ISTERI DENGAN SEBUTAN ADEK UMMI UKHTIY DAN SEMISALNYA


broken heart
Dalam masyarakat kita telah menjadi hal yang lumrah seorang suami memanggil isterinya ummi, atau sebaliknya isteri memanggil suaminya dengan sebutan abi. Hukum memanggil isteri dengan panggilan-panggilan dek, ummi, ukhtiy, teteh dan semisalnya hukumnya makruh karena dapat dikategorikan sebagai zhihar. Zhihar sendiri secara lughowi berarti punggung. Sedangkan menurut syar’i kata zhihar berarti ungkapan suami kepada istrinya “bagiku kamu seperti punggung ibuku, dengan maksud dia hendak mengharamkan isterinya bagi dirinya”.
~*~
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. mujadilah: 1)
~*~
Dengan mengatakan kepada isterinya “Bagiku engkau seperti punggung ibuku” berarti dia telah menzhihar isterinya dan menjadi haramlah isterinya sehingga dia tidak boleh mencampuri isterinya dan tidak pula bermesraan dengannya melalui anggota tubuhnya yang mana saja sebelum dia menebusnya dengan membayar kafarah sebagaimana yang telah ditentukan Alloh dan kitab-Nya.
~*~
الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْكُمْ مِنْ نِسَائِهِمْ مَا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلَّا اللَّائِي وَلَدْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنْكَرًا مِنَ الْقَوْلِ وَزُورًا وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ وَالَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا ذَلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, Kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al mujadilah: 2-3)

HUKUM WANITA MEMBACA AL QUR’AN


Oleh : Spinksay’



Pertanyaan :
Apa hukum mengadakan perlombaan tartil al-Qur’anul Karim bagi wanita dengan kehadiran kaum laki-laki?
Jawaban :
Wanita mentartilkan bacaan a-Qur’an dengan kehadiran laki-laki (yang bukan mahrom, red) adalah tidak boleh, karena dikhawatirkan adanya fitnah bagi mereka. Dan syari’at telah datang untuk menutup segala yang bisa menjerumuskan kepada yang haram.

~*!*~
Tidak Sepatutnya Bagi Wanita Membaca al-Qur’an dengan Tajwid di Hadapan Laki-laki yang Bukan Mahrom
Oleh : asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rohimahulloh

Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rohimahulloh berkata :
Seorang pengajar al-Qur’an (laki-laki,red) jika mengajari wanita melalui telepon kemudian para wanita tersebut membaca dan memperdengarkan suaranya kepada pengajar al-Qur’an tadi, maka hukumnya sama dengan jika ia mendengar suara qiro’ah mereka dari balik hijab dengan tidak terlihatnya para wanita tersebut, fitnah terjadi pada dua keadaan ini. Baik ia mendengar suara mereka melalui media udara atau angin tanpa perantara kabel atau dengan kabel (telepon, dll. red) maka sesungguhnya suara tersebut adalah suara wanita itu juga.
Dan suara wanita bukanlah aurat, menyelisihi dengan apa yang masyhur di kalangan orang-orang, akan tetapi disyaratkan pada hal ini suaranya tersebut adalah suara yang biasa. Adapun jika wanita itu membaca dengan ghunnah, iqlab dan idzhar dan.. dan.. seterusnya… dan mad thobi’i, muttashil, dan munfashil. Dan ini merupakan tajwid, Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
من لم يتغن بالقرآن فليس منا
“barangsiapa yang tidak melagukan al-Qur’an maka ia bukan dari golongan kami”
Jadi wanita juga seharusnya melagukan al-Qur’an, akan tetapi tidak boleh di hadapan laki-laki secara mutlak, baik dengan melalui siaran atau telepon.
[Diterjemahkan dari Fatawa al-Lajnah ad-Da’imah No. 5413]

~*~Ilmu Tajwid~*~


MATERI ILMU TAJWID
khos untuk TPQ

TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL
Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.
م   ( وقف لا زم )     : harus berhenti
( معا نقه )      : berhenti di salah satu titik
ط   ( وقف مطلق )    : sebaiknya berhenti
قلى ( الوقف اولى )   : sebaiknya berhenti
قف ( الوقف )          : sebaiknya berhenti
ج   ( وقف جا ئز )    : boleh berhenti, juga boleh terus
Washol artinya: sebaiknya terus.
لا       ( الوقف ممنوع )       : sebaiknya terus
صلى   ( الوصل اولى )         : sebaiknya terus
ز        ( مجوز الوقف )        : sebaiknya terus
ص      ( مر خص الوقف )    : sebaiknya terus
ق       ( قيل هو وقف )         : sebaiknya terus


GHUNNAH

Ghunnah artinya mendengung. Hal ini berarti bahwa setiap ada huruf Nun atau Mim yang bertasydid maka hukum bacaannya dinamakan Ghunnah.
Contoh:
اِ نَّ       ثُمَّ        اِ نَّمَا       فَلَمَّا
HUKUM NUN SUKUN/TANWIN
Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun hukum Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:
  1. Idghom Bighunnah
Idghom     : memasukkan
Bighunnah : dengan mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 4 huruf, antara lain:ي  ن م و atau biasa di singkat dengan bunyi يَنْمُوْ
Contoh:
مَنْ يَقُوْ لُ ( نْ- ي )           فَلَنْ نَِّزيْدَ كُمْ ( نْ- ن )
فَتْحًا مُبِيْنًا ( _ً  – م)           مِنْ وَّرَائِهِمْ ( نْ- و )
  1. Idghom Bilaghunnah
Idghom         : memasukkan
Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2 huruf, antara lain: ل dan ر
Contoh:
مِنْ لَدُ نْكَ ( نْ- ل )                   غَفُوْرٌرَحِيْمٌ ( _ٌ – ر)
  1. Idzhar
Idzhar berarti: jelas atau terang
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6 huruf, antara lain: ﻫ  أ ح خ ع غ
Contoh:
كُفُوًا اَحَدٌ ( _ً – ا)              مِنْ حَيْثُ ( نْ – ح )           مَنْ خَفَّتْ ( نْ – خ )
خُلُقٍ عَظِيْمٍ ( ٍ – ع )          قَوْ مًا غَيْرَ كُمْ ( _ً -غ)        لَكُمُ اْلاَ نْهَا َر ( نْ – ﻫ )
  1. Iqlab
Iqlab berarti:
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ب
Contoh:
مَنْ بَخِلَ ( نْ – ب )                 عَوَا نٌ بَيْنَ ( _ٌ – ب)
  1. Ikhfa’
Ikhfa’ berarti: samar-samar
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 15 huruf, antara lain:
ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Contoh:
مِنْ تَحْتِهَا ( نْ – ت )             مَاءً ثَجَا جًا ( _ً – ث)            اَنْجَيْنَا كُمْ ( نْ – ج )
قِنْوَانٌ دَانِيَةٍ ( _ٌ – د)             مَنْ ذَالَّذِ يْ ( نْ – ذ)             يَوْمَئِذٍ زُرْقًا ( ٍ – ز )
اِنَّ اْلاِ نْسَا نَ ( نْ – س )        عَذَا بٌ شَدِ يْدٌ ( _ٌ – ش)        قَوْ مًا صَا لِحِيْنَ ( _ً – ص)
مُسْفِرَ ةٌ ضَا حِكَةٌ ( _ٌ – ض)    وَمَا يَنْطِقُ ( نْ – ط)             عَنْ ظُهُوْرِهِمْ ( نْ – ظ)
عُمْيٌ فَهُمْ ( _ٌ – ف)               رِزْقًا قَا لُوْا ( _ً – ق)          مَنْ كَا نَ يَرْجُوْا ( نْ – ك)
HUKUM MIM SUKUN
Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
  1. Idghom Mitsli (Idghom Mimi)
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim
Contoh:
كُنْتُمْ مُسْلِمِيْنَ ( مْ – م )
  1. Ikhfa’ Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Ba’
Contoh:
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ ( مْ – ب )
  1. Idzhar Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain Mim dan Ba’
Contoh:
هُمْ نَا ئِمُوْنَ ( مْ – ن )                   اَمْ لَمْ تُنْدِ رْ هُمْ ( مْ – ت )
الخ ……..
HUKUM IDGHOM
Hukum Idghom dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
  1. Idghom Mutamatsilain
Artinya: jika ada huruf yang sama, yang pertama sukun dan yang kedua hidup.
Contoh:
اِضْرِ بْ بِعَصَا كَ ( بْ – بِ )
  1. Idghom Mutajanisain
Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu THA, THA sukun bertemu TA, TA sukun bertemu DAL, DAL sukun bertemu TA, LAM sukun bertemu RA, DZAL sukun bertemu ZHA.
Contoh:
(تْ- ط )   قَالَتْ طَا ئِفَة ٌ         ( طْ- ت )  لَئِنْ بَسَطْتَ            ( تْ- د )  اَثْقَلَتْ دَ عَوَا
( دْ- ت )   قَدْ تَبَيَّنَ                ( لْ- ر )  قُلْ رَبِّ                  ( ذْ- ظ )   اِذْ ظَلَمُوْا
  1. Idghom Mutaqorribain
Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu DZAL, QAF sukun bertemu KAF, BA sukun bertemu MIM.
Contoh:
( ثْ- ذ )  يَلْهَثْ ذ لِكَ             ( قْ- ك )  اَلَمْ نَخْلُقْكُمْ             ( بْ- م ) يبُنَيَّ ارْ كَبْ مَعَنَا
QALQALAH
Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara lain:
ق ط ب ج د biasa disingkat dengan bunyi   قَطْبُ جَدٍّ
Contoh:
ق- يَقْرَ أُ          ط- يَطْهَرُ           ب- يَبْخَلُ           ج- يَجْعَلُ           د- يَدْ خُلُ
Qalqalah dibagi dua:
  1. Qalqalah Sughra
Adalah: huruf Qalqalah yang matinya asli, sebagaimana contoh diatas.
  1. Qalqalah Kubra
Adalah: huruf Qalqalah yang matinya disebabkan waqaf.
Contoh:
خَلَقَ dibaca   خَلَقْ               اَحَدٌ dibaca اَحَدْ
LAFADZ ALLAH
Hukum lafadz Allah dibagi dua, yaitu:
  1. Dibaca tafkhim, jika lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah.
Contoh:
وَاللهُ           نَصْرُ اللهِ
  1. Dibaca tarqiq, jika lafadz Allah didahului harakat kasroh.
Contoh:
بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمنِ ا لرَّ حِيْمِ
HURUF SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH
Huruf Syamsiyah dan huruf Qamariyah jumlahnya sama yaitu masing-masing ada 14 huruf.
  1. Huruf Syamsiyah: jika ada  ال bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 14, antara lain:
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Contoh:
وَالتِّيْنِ         اَلدُّ نْيَا         وَالشَّمْسِ           النِّعْمَةِ
الخ……
  1. Huruf Qamariyah: jika ada ال   bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 14, antara lain:
ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ﻫ ء ي
Contoh:
اَلْجُمُعَةُ           اَلْخَيْرُ           اَلْفِيْلُ            اَلْكَبِيْرُ
الخ……
IDZHAR WAJIB
Dinamakan Idzhar Wajib, jika ada Nun sukun atau Tanwin bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu kalimat. Cara membacanya: terang atau jelas. Namun, didalam Al-Qur’an bacaan Idzhar Wajib ini hanya ada 4, yaitu:
اَلدُّ نْيَا              بُنْيَانٌ                 صِنْوَانٌ                    قِنْوَانٌ
HUKUM RA’
Hukum Ro’ ada dua:
  1. Ro’ yang dibaca Tafkhim
Ciri-ciri:
  1. Ro’ fathah, Ro’ fathah tanwin.
  2. Ro’ dhummah, Ro’ dhummah tanwin.
  3. Ro’ sukun didahului fathah atau dhummah.
  4. Ro’ sukun didahului kasrah ada hamzah washal.
  5. Ro’ sukun didahului kasrah bertemu huruf isti’la’.
Contoh:
a)      رَ- رًا        رَبَّنَا                  خَيْرًا
b)      رُ- رٌ         رُوَيْدًا                كَبِيْرٌ
c)      _َ _ُ  _ْ      اَرْ سَلَ              قُرْ ا نٌ
d)     _ِ ا رْ        اَ مِرْ تَا بُوْا         اِ رْ جِعُوْ ا
e)      _ِ رْ – خ ص ض ط ظ غ ق   مِرْ صَا دٌ         قِرْ طَا سٌ
  1. Ro’ yang dibaca Tarqiq
Ciri-ciri:
a)      Ro’ kasrah, Ro’ kasrah tanwin.
b)      Ro’ sukun didahului kasrah.
c)      Ro’ hidup didahului Ya’ dibaca waqaf.
Contoh:
a)      رِ- رٍ         رِجْسٌ            خُسْرٍ
b)      _ِ  رْ         فِرْ عَوْ نَ        فَكَبِّرْ
c)      _َِ ي  ُِ ر ٌٍ    خَيْرٌ              بَصِيْرٍ
HUKUM MAD
Hukum Mad dibagi dua:
  1. Mad Thabii
Yang dinamakan dengan mad Thabi’i, adalah: jika fathah diikuti ALIF, kasrah diikuti YA, dhummah diikuti WAWU. Panjang bacaannya: satu alif (dua harakat)
Contoh:
دَا – دِيْ – دُوْ       نُوْ حِيْهَا
  1. Mad Far’i
Mad Far’i dibagi menjadi 13, antara lain:
  1. Mad wajib muttashil
ialah: Mad Thabii bertemu hamzah dalam satu kalimat. panjang bacaannya: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
جَاءَ               لِقَاءَ نَا             نِدَاءً

  1. Mad jaiz munfashil
ialah:   Mad Thabii bertemu hamzah (bentuknya huruf alif) di lain kalimat. Panjang bacaannya: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:

اِنَّا اَعْطَيْنَا                   اِنَّا اَ نْزَلْنَا

  1. Mad ‘aridh lissukun
ialah:  Mad Thabii bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang bacaannya:  3 alif (6 harakat).
Contoh:

اَبُوْكَ = اَبُوْكْ                عِقَا بِ = عِقَا بْ

  1. Mad ‘iwadh
ialah:  jika ada fathah tanwin yang dibaca waqaf, selain TA’ marbuthah. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:

عَلِيْمًا = عَلِيْمَا

  1. Mad shilah
ialah: setiap dhomir HU dan HI apabila didahului huruf hidup. Mad shilah dibagi dua, yaitu: Mad shilah qashirah dan Mad shilah thawilah. Yang dinamakan Mad shilah thawilah, adalah Mad shilah qashirah bertemu huruf hamzah (bentuknya alif).
Panjang bacaan Mad shilah qashirah: 1 alif (2 harakat).
Contoh:
لَه‘-  بِه
Panjang bacaan Mad shilah thawilah: 2,5 alif (5 harakat).
Contoh:
اَنَّ مَا لَه اَخْلَدَه
  1. Mad badal
ialah:   setiap Aa, Ii, Uu yang dibaca panjang. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:

امَنُوْا              اِيْتُوْ نِيْ                  اُوْ تِيَ

  1. Mad tamkin
ialah:  YA kasrah bertasydid bertemu YA sukun. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).
Contoh:

اُمِّيِّيْنَ                   حُيِّيْتُمْ                 نَبِيِّنَ

  1. Mad lin
ialah:  fathah diikuti WAWU atau YA sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:

خَوْ فٌ = خَوْفْ                   اِلَيْهِ = اِلَيْهْ

  1. Mad lazim mutsaqqal kalimi
ialah: Mad Thabii bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:

وَ لاَ الضَا لِّيْنَ

  1. Mad lazim mukhaffaf kalimi
ialah: Mad badal bertemu sukun. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:

ا لاْنَ

  1. Mad lazim musyabba’ harfi
ialah:  huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 3 alif (6 harakat). Jumlah hurufnya ada 8, yaitu:

ن ق ص ع س ل ك م

Contoh:

ن   ق   ص    ا لمّ      ا لمّص

  1. Mad lazim mukhaffaf harfi
ialah:  huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 1 alif (2 harakat). Jumlah hurufnya ada 5, yaitu:

ح ي ط ﻫ ر

Contoh:

طه          يس           عسق         كهيعص            ا لمّر

  1. Mad farq
ialah: Mad badal bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).
Contoh:
قُلْ اْلا للهُ