Minggu, 31 Maret 2013

BUKU TAJWID LENGKAP


BUKU TAJWID LENGKAP

Profil pondok pesantren kyai mojo
A. Pendahuluan
Kyai mojo termasuk salah satu dari sekian pondok yang ada di jombang yang bisa dikatakan baru berdiri atau baru. Baru ini begitu semerbak di telinga kita. Di jombang , khususnya di Tambak beras terdapat ±31 pondok yang menyatu dengan satu yayasan podok pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambak beras jombang. Semua berinisial sudah bertahun – tahun berdiri dan exist di tambak beras. Di sebelah utara Tambak beras di petengan tembelang jombang yang ditengarai kemajuan iptek berdirilah pondok pesantren Kyai Mojo.
Beberapa upaya dilakukan untuk meng – existkan nama Kyai Mojo salah satu diantaranya Kyai Mojo menerapkan tiga pokok dasar yaitu
1) Ibadah
Santri Kyai Mojo, modal pertama yang harus ditanamkan pada pribadinya adalah ubudiyah dengan progam yang ada dan dijalankan di Kyai Mojo seperti wiridan, Asyfa’, wiridan estafet, shalat malam, dan lain sebagainya.
2) Belajar mengajar
Sesuai dengan pendidikan – pendidikan yang lain, baik formal maupun non formal, Kyai Mojo juga tidak meninggalkan aktifitas belajar mengajar. Hampir tiap usai jama’ah di Kyai Mojo ada Halaqah atau Majlis Ta’lim , seperti pengajian kitab kuning pagi, siang, sore, Diniyah, belajar bersama musyawarah dan lain – lain.
3) Bekerja
Santri – santri pada umumnya atau lebih khusus santri yang tidak mengikuti pendidikan formal (sekolah) telah disediakan area untuk melatih diri bekerja, beraktifitas dan mengembangkan kemahirannya mulai dari merawat kambing, ayam, burung, latihan tukang bangunan , membantu pak tukang, sampai pada merawat sawah sendiri.
Atas dasar itulah berkembang dan berjalan seiring dengan dinamika globalisasi dan kemajuan iptek serta budaya – budaya modern. Tidak mennggalkan kesalafiyahan dan prinsip – prinsip ahl sunnah wal – jama’ah juga tidakmau ketinggalan atas kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).

B. Lokasi pondok pesantren Kyai Mojo
Kyai mojo memiliki dua lokasi yang agak berjauhan
1. Kyai Mojo selatan
Terletak di dusun Petengan (sebelah utara tambak beras) Jl. KH Wahab Chasbullah no.216 Desa Tambakrejo, kecamatan tembelang, kabupaten jombang, provinsi jawa timur, lebh tepet lagi 50 meter sebelah utara lapangan Untung Suropati Tambak beras jombang yang secara keseluruhan mempuyai area seluas 1. Untuk ndalem dan pondok putra 16x30meter2. Untuk pondok putri 5x25meter3. Untuk dapur dan kebun 17x25 meter di sebelah timur jalan raya.
2. Kyai Mojo utara
Terletak di Desa Tembelang, kecamatan Tembelang, kabupaten Jombang. Tepatnya ±300 meter sebelah barat pom bensin Tembelang Jombang. Yang mempuyai area seluas …… . disini tergokus pada anak – anak dlu’afa’ yang tidak mampu. Yang di existkan dengan wiridan dan bekerja (mergawa : red).

C. Latar belakang berdirinya Kyai Mojo
Sekitar tahun 1991 masehi. Di sebuah dusun kecil d tengah – tengah antar Tembelang dan Tambak beras. Tepatnya di petengan tembelang jombang dating seorang Kyai muda yang tampan dan gemilau pikirannya, beliau bernama kyai Imron jamil. Kedatangannya di desa itu semula ingin mencari rumah kontrakan sebagai tempat tinggal beliau sekaligus istri tercintanya (ibu nyai Hj Dra Titi Maryam ). Mengingat beliau baru saja usai merantau dan menuntut ilmu di KH Moh Jamaludin Ahmad tambak beras sekaligus lulusan pendidikan – pendidikan formal di Tambak beras seperti MIBU, MMABU, STITBU maka beliaupun tidak mau jauh – jauh dari Tambak beras. Pun juga beliau masih melanjutkan pendidikannya di STITBU.
Akhirnya beliau pun tinggal di rumah sebelah timur warung Mak Ti (sekarang). Selama ±2 tahun beliau tinggal disitu. Setelah itu beliaupun pindah dan ngekost di sebelah mushalah Authon petengan Jombang.
Di tempat itulah beliau mulai menampung anak – anak, dlu’afa’ dan teman – teman sederajatnya yang ingin sekaligus minatbelajar pada beliau.
Pada tahun 1994 beliau sudah memilih ±8 santri yang berasal dari berbagai daerah atau kota seperti Tuban, Lamongan, Blora, Tulung Agung, dan lain – lain. Santri – santri itu pun kebanyakan kuliah sekaligus ngawula (mengabdi) pada kyai Imron. Walaupun saat itu Kyai Imron juga belum memiliki rumah sendiri.
Awal yang cemerlang bagi sesosok kyai mudah yang pada saat tu juga masih mengajar di MAN dan pendidikan yang lain. Kyai Imron cenderung memliki pemikiran yang nyeleneh (aneh). Setiap apapun yang beliau hadapi, baik masalah, tantangn atau problem – problem kehidupan beliau lebih menitik beratkan pada solusi yang lebih menyendiri dan berliku, “Intine seng penting nyampe pada tujuane” begitu kata beliau.
Sebab itulah tak heran jika sosok kyai muda itu di idolakan oleh para muridnya juga para temannya, sehingga tak ayal makin lama santri dan peminat untuk belajar pada beliau.
Karena banyaknya santri yang berminat belajar padanya, beliaupun mempuyai niatan untuk membeli tanah sekaligus mendirikan rumah sendiri pada tahun 1997/1998 beliau mencari tanah kosong yang dijual. Singkat cerita beliau menemukan tanah yang berdiri rumah kosong, dan cenderung mistis.
Konon rumah tu sangat angker dan tak satu pun orang berani membelinya. Akhirnya Kyai Imron datang dan mengajukan diri untuk membeli tanah itu. Dengan biaya yang terjangkau Kyai Imron pun membeli tanah seluas 16x30m2 yang letaknya sebelah timur jalan raya KH Wahab Chasbullah tambak beras Jombang Lebih tepat lagi 50 M sebelah utara lapangan tambak beras.
Disitulah Kyai Imron membangun rumahnya (sampai sekarang masih seperti dulu) dan membayang semua santrinya ke rumah itu. Semakin lama para peminatnya sekaligus anak mudah yang ingn belajar padanya pun kan bertambah. Hal itu membuat beliau berfikir dan berniat mendirkan pondok/asrama. Beliaupun akhrnya sowan pada guru mursyidnya (KH Abdul Jalil Mustaqim) guru mursyid thorekot syadziliyah atas izin syeh Abdul Jalil akhirnya Kyai Imron membangun pondok Disisi kanan kiri rumahnya
Sampai tahun 1999 Kyai Imton sudah mempuyai ±20 santri. Ketika itu pondok itupun belum memilki nama tersendiri, hanya dikenal sebagai “pondoknya Kyai Imron”. Pada akhir tahun 1999 atas inisiatif dari KH Abdul Jalil Mustaqim pondok itu diberi nama “Kyai Mojo”.
Kyai Mojo diambil dari nama panglima perang, ahli strategi sekaligus orang kepercayaanpageran diponegoro. Dengan Tasyabbuh dan Tafaul pada nama pangeran Kyai Mojo. Kyai Jalil berharap kelak diakhir nanti para santri Kyai Mojo menjadi pemikir kondang, ahli strategi, kuat dan tangguh dalam menghadapi semua tantangan seperti pangeran Kyai Mojo.
Pangeran Kyai Mojo lahir pada tahun 1792 masehi dan wafat pada tahun 20 desember 1849. Beliau belajar ilmu agama di gading klaten dan belajar ilmu kanuragan di ponorogo. Nama aslinya adalah Imam Muslim Mohammad Kholifah. Beliau menjadi ulama’ dan mendirikan pesantren di desa Mojo sehingga masyhur dengan Kyai Mojo (kyai dari Mojo).
Dengan resminya nama pondok pesantren Kyai Mojo pada tahun 1999 tersebut mulailah semua santri, masyarakat dan para pendatang mengenal dan melekatkan nama Kyai Mojo sebagai nama pondok asuhan KH Imron Djamil

D. Manejemen pondok pesantren Kyai Mojo
1. Gambaran mekanisme pembelajaran
Bermula dari penampungan serta penerimaan para dlu’afa’ sekaligus teman – teman yang ingin belajar . Kyai Imron pun mulai mengakaji beberapa ilmu agama dan mengajar para santri dengan kajian nahwu, shorof, dan tafsir. Beliau membekali santri – santrinya dangan ilmu – ilmu itu hampir tiap usi jama’ah sholat beliau mengajar santrinya dengan sistem sima’I, karena saat itu belum ada papan tulis.
Sampai akhirnya mulai ada satu dua santri yang terlihat menonjol sehingga diutus (disuruh) nembantu mengajar.
Sampai saat ini system pembelajaran dan pengkajian di pondok pesantren Kyai Mojo masih exist seperti dulu. Tiap usai jamaah sholat lima waktu dibuka / didakan halaqoh dan majlis ta’lim.
A) Setelah sholat subuh :
 Setoran Al Qur’an
 Kajian kitab kuning
B) Setelah Sholat dhuhur
 Kajian kitab kuning (tafsir) oleh Kyai Haji Imron Jamil
C) Setelah sholat ashar
 Kajian kitab kuning
D) Setelah sholat magrib
 Kajian tajwid
 Kajian Al Qur’an
E) Setelah sholat isya’
 Diniyah
 Takroruddurus ( Belajar bersama)

2. Aktifitas keseharian Kyai Mojo
Sebagai lembaga non formal yang berstuktur dengan prosedur – prosedur yang valid, Kyai Mojo mempuyai rentetan kegiatan sebagai pelatihan santri menjalani kehidupan mendatang.

BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum kita berbicara lebih lanjut tentang ilmu tajwid terlebih dahulu dalam bab ini akan diuraikan mabadi’ ‘asyroh ( Poin-poin dasar ) ilmu tajwid.
1. حد ه (Ta’rif / Definisi ) :
Menurut bahasa : memperindah dan memadukan.
Menurut istilah : Ilmu ynag denganya bisa diketahui majhorijul huruf, sifat-sifat huruf yang ashli dan yang furu’ serta hukum-hukum dari huruf itu sendiri, seperti hukumnya nun, hukumnya mim, alif lam dan lain-lain .
2. موضو عه ( sasaran / obyeknya )
Kalimat-kalimat Qur’ani dari berbagai segi pengucapan huruf-huruf lisan.
3. تمر ته ( فا ئدته ) ( faidahnya )
Lebih mendekatkan kebenaran dalam membaca Al-Qur’an. Yaitu dengan mengucapkan huruf-huruf itu dengan sempurna baik dari segi hukumnya dan sifatnya.
4. فضله ( Keutamaannya )
Keutamaan mempelajari ilmu tajwid sama seperti keutamaanya mempelajari al-Qur’an itu sendiri.
5. نسبته ( Penisbatan )
Penisbatanya adalah dari al-qur’an itu sendiri,karena maksud yang ditujukan pada al-Qur’an itu sendiri. Karena ilmu tajwid dengan al-Qur’an itu sendiri adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
6. وا ضعه ( Pembuat / pencipta / pencetus pertamakali )
Ilmu tajwid itu lahir bersamaan dengan turunya al-qur’an itu sendiri maka asal mula adanya ilmu tajwid adalah dari Allah dan Rosulullah sendiri,namun secara Qoidah-qoidahnya itu dilahirkan dan dicetuskan oleh imam-imam qurro’. Sehingga sampai sekarang kita kenal bacaan idghom,idhar,tafkhim dan tarqiq.
7. اسمه ( Nama fan tersebut )
Sama seperti nama permulaanya juga. Yaitu ilmu tajwid.
8. استمداده ( Pengambilan sumber-sumbernya )
Pengambilan sumbernya adalah dari al-Qur’an dan hadits itu sendiri.
9. حكمه ( Hukum mempelajarinya )
Fardlu kifayah dalam rangka memahami qoidah-qoidahnya.
Fardlu ain dalam rangka dalam rangka mengamalkanya ( dalam hal ini semua orang yang baca al-qur’an wajib mempelajari dan mengetahui ilmu tajwid )
10. مسائله ( Masalah-masalah yang dibicarakan )
Qodliyah-qodliyah/ Qoidah-qoidah yang bisa menyampaikan pengetahuan memahami dan memahami juz-juz dari hukum alqur’an itu sendiri.
Menurut bahasa tajwid berasal dari kata جود يجود تجويدا yang berarti التحسين" “ yaitu memperindah maksudnya adalah memperindah kata atau kalam. Secara istilah tajwid adalah ilmu yang denganya bisa diketahui makhorijul huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum huruf hijaiyyah. Mempelajari tajwid berhukum wajib. Karena dilihat dari keterkaitannya Al-Qur’an tidak bisa lepas dari tajwid.

BAB II
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
Dalam kitab “ Al wajiz fi ‘ilmi at-tajwid “ dijelaskan bahwa Pengertian Nun mati adalah :
“ النون الساكنة: هي التي لا حركة “
Sedangkan tanwin adalah :
“والتنوين: هو نون ساكنة زائدة تلحق آخر الاسم لفظا، وتفارقه خطا ووقفاً “
Dalam bahasan ilmu tajwid, Jika ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf hijaiyah yang jumlahnya ada 28 maka mempunyai empat hukum.
1. Idhar ( اظها ر
Idhar adalah jelasnya suara nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf tertentu ( huruf halaq).
Huruf halaq ada enam : الهمزة، والهاء، والعين، والحاء، والغين، والخاء seperti dalam syair :
فالأولُ الإظهارُ قَبْلَ أحرفِ # للحلق ستٌّ رُتِّبَتْ فَلْتُعْرَفِ
همزٌ فهاءٌ ثم عينٌ حاءُ # مُهْمَلَتَانِ ثم غَيٌْن خَاءُ

a. yang berbentuk tanwin :
Tanwin bertemu “ Kho’ “ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا
Tanwin bertemu “ Ghoin “ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Tanwin bertemu “ Hamzah “ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ
Tanwin bertemu “ Ha’ “ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Tanwin bertemu “ A’in “ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Tanwin bertemu “ Cha’ “ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ


b. berbentuk Nun Mati :
Nun Mati bertemu “ Kho’ “ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ
Nun Mati bertemu “ Ghoin “ وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي
Nun Mati bertemu “ Hamzah “ فَمِنْهُمْ مَنْ آَمَنَ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ صَدَّ عَنْهُ
Nun Mati bertemu “ Ha’ “ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
Nun Mati bertemu “ A’in “ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
Nun Mati bertemu “ Cha’ “ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ

2. Idgom( ادغا م )
Idghom menurut bahasa berasal dari kata “ adghoma yudghimu idghooman “ yang mempunyai arti “ idkhol “ memasukkan. Sedang Menurut istilah Idghom adalah memasukkan suara nun mati atau tanwin pada huruf setelahnya yang ada enam macam yang terkumpul dalam lafadh يرملون yaitu “الياء، والراء، والميم، واللام، والواو، والنون “ sehingga seolah-olah suara Nun / tanwin hilang atau menyatu dengan huruf setelahnya.
Idghom terbagi menjadi menjadi dua macam :
a). Idghom bi ghunnah
Yaitu masuknya suara nun mati dan tanwin pada huruf setelahnya dengan disertai mendengung. Huruf-huruf idghom bighunna ada empat yang terkumpul dalam lafadh ينمو ( ( و م ن ي. Yaitu :
1. Ya’
2. Nun
3. Mim
4. Wawu
Contoh bentuk tanwin :
Tanwin bertemu “ Ya’ “ يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا
Tanwin bertemu “ Nun “ وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ
Tanwin bertemu “ Mim “ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Tanwin bertemu “ Wawu “ إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا

Contoh bentuk Nun mati :
Nun Mati bertemu “ Ya’ “ لَوْ أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا
Nun Mati bertemu “ Nun “ فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا
Nun Mati bertemu “ Mim “ أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى
Nun Mati bertemu “ Wawu “ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Catatan :
1) ketentuan di atas berlaku jika nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf-hurufnya dalam dua kalimat. Jika dalam satu kalimat maka dibaca “ Idhar “Contoh :
- د نيا , صنوا ن , قنوا ن

b). Idghom bila ghunnah
yaitu masuknya suara nun mati dan tanwin pada huruf setelahnya dengan tanpa disertai mendengung. Artinya hanya sekedar memasukkan suara nun mati dan tanwin tersebut pada huruf setelahnya. Huruf-huruf idghom bighunnah ada dua macam: yaitu lam dan ro ( ل ر )
Contoh yang bertbentuk tanwin :
Tanwin bertemu “ Lam “ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ
Tanwin bertemu “ Ro’ “ قَالَ نُوحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي

Contoh Yang berbentuk Nun mati :
Nun Mati bertemu “ Lam “ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ
Nun Mati bertemu “ Ro’ “ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

3. Iqlab ( اقلا ب )
Menurut bahasa iqlab berasal dari kata “ aqlaba yuqlibu iqlaaban “ yang berarti “ at tahwil “ mengganti. Sedang menurut istilah Iqlab adalah mengganti suara nun mati atau tanwin dengan suara mim dengan disertai adanya dengung.
Huruf bacaan iqlab ada 1 yaitu ba’ ( ب )
- Contoh tanwin bertemu Ba’
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ
- Contoh Nun bertemu ba’
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِه

4. Ikhfa ( اخفا ء )
Menurut bahasa ikhfa’ berasal dari kata akhfa yukhfi ikhfaa-an yang mempunya arti menyamarkan atau samar. Sedang menurut istilah Ikhfa’ adalah menyamarkan suara nun mati dan tanwin( antara idhar dan idghom) ketika bertemu dengan huruf-hurufnya.
Huruf-huruf Ikhfa’ ada 15. Yang terkumppul dalam lafadh :
صف ذا ثنا كم جاد شخصٌ قد سما # دم طيبًا زد في تقى ضع ظالما
Contoh Tanwin yang bertemu huruf-huruf ikhfa’:
عَمَلا صَالِحًا تنوين - ص
وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْبٌ فَأَخَافُ تنوين - ف
سِرَاعًا ذَلِكَ تنوين - ذِ
فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ تنوين - ث
وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا تنوين - ك
صَبْرًا جَمِيلا تنوين - ج
قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ تنوين - د
فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا تنوين - ش
سَلامًا سَلامًا تنوين - س
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ تنوين - ق
فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا تنوين - ط
وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا تنوين - ز
لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا تنوين - ت
تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى تنوين - ض
ظِلا ظَلِيلا تنوين - ظ

Contoh Tanwin yang bertemu huruf-huruf ikhfa’:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ن - ص
وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ ن - ف
أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ن - ذِ
فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى ن – ث
قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ ن - ك
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ ن – ج
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ ن – د
مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ن – ش
) وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ ن – س
وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ ن – ق
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلًا ن – ط
وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً ن – ز
لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا ن - ت
لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ إِلَى اللَّهِ ن - ض
وَمَا يَنْظُرُ هَؤُلَاءِ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً مَا ن – ظ
5. Kesimpulan
Dari penjelasa di atas kita bisa gambarkan dengan diagram berikut :


BAB III
GHUNNAH

Berbicara Nggunnah tidak akan terlepas dari bahasan Tasydid/Syiddah.
1. مُشَدَّدَة بِغُنَّة (huruf yang bersyiddah dengan disertai Ghunnah)
Artinya perpaduan antar dua huruf yang sama yang pertama mati/disukun dan yang kedua berharokat kemudian ditulis menjadi satu huruf dan disertai Ghunnah/ berdengung dalam membacanya. Huruf-hurufnya ada dua yaitu “ mim dan nun “
Contoh :
- قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
- وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

BAB IV
HUKUM MIM MATI
Dalam ilmu al-Qur’an dijelaskan berbagai pengertian tentang huruf-huruf hijaiyah serta fungsi dan macam-macamnya baik itu berkaitan dengan ilmu shorof, ilmu nahwu atau dalam ilmu yang lain. Dalam cabang ilmu tajwid ini kita dihadapkan dengan salah satu bahasan tentang huruf mim. Dalam ilmu tajwid ini mim mempunyai tiga hukum, yaitu : Dihukumi Idhar syafawi, Dihukumi Ikhfa’ sayfawi, Idghom mitsli atau biasa dikenal dengan idghom mimi.
1. Idhar syafawi
Idhar Syafawi adalah Kejelasan atau tampaknya suara huruf yang bernisbatkan anggota bibir ( Mim ) ketika bertemu dengan sebagian dari huruf hijaiyah. Dalam kitab “Ahkamu at-tajwid” dijelaskan lebih simple lagi, disana dikatakan bahwa Idhar Syafawi adalah :
الإظهار الشفوي هو إخراج الميم الساكنة من مَخْرَجِهَا بدون غُنَّة
Yaitu Mengucapkan atau Mengeluarkan huruf mim yamg bersukun dari makhrojnya dengan tanpa Ghunnah. Huruf-huruf bacaan Idhar Syafawi adalah semua huruf hijaiyah selain‘” ba’ dan mim “
Contoh :
- Mim bertemu hamzah إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ
- Mim bertemu ta’ وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
- Mim bertemu Tsa’ فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ
- Mim bertemu jim فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ
- Mim bertemu Cha’ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
- Mim bertemu Kho’ إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ
- Mim bertemu Dal عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
- Mim bertemu Dzal أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلَّا تَعُولُوا
- Mim bertemu Ro’إِنَّكُمْ رَضِيتُمْ بِالْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَاقْعُدُوا مَعَ الْخَالِفِينَ
- Mim bertemu Za’فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ
- Mim bertemu Sin وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا
- Mim bertemu Syin بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ
- Mim bertemu Shod حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
- Mim bertemu Dlod هم ضا لو ن
- Mim bertemu Tho’ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ طَوْلًا أَنْ يَنْكِحَ الْمُحْصَنَاتِ
- Mim bertemu A’in قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ
- Mim bertemu Ghoin فَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللَّهِ
- Mim bertemu Ghoin لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آَبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ
- Mim bertemu Qof ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ
- Mim bertemu Kaf وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
- Mim bertemu Lam قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ
- Mim bertemu Nun فَأَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى
- Mim bertemu Wawu فَأَشْهِدُوا عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
- Mim bertemu Ha’ قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ
- Mim bertemu Ya’ مَا يَنْظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ

2. Ikhfa’ Syafawi
Ikhfa’ Syafawi adalah Menyamarkan suara mim mati tersebut ketika bertemu dengan huruf tertentu. Dalam hal ini adalah huruf Ba’.
Contoh :
- أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
- وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنَ الْأَنْبَاءِ مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ

3. Idghom Mitsli ( atau idghom mi-mi )
Dikatakan idghom mitsli karena mim dalam bahasan ini juga bertemu dengan huruf yang semisalnya yaitu mim. Idghom artinya memasukkan Sehingga Idghom mitsli adalah
دمج الميم الساكنة بالميم ليصيرا ميماً واحدة مشددةً
Yaitu memasukkan huruf mim yang bersukun pada huruf setelahnya yang mana huruf tersebut sama(mim). Sedangkan disebut Idghom mi-mi karena dalam hal ini Cuma dibahas huruf mim bertemu dengan huruf mim itu sendiri. Berbeda dengan Idghom mitsli yang nanti cakupanya sangat luas yaitu semua huruf hijaiyah yang bertemu dengan sesamanya.
Contoh :
- وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
- فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ

BAB V
IDGHOM
Dalam bahasan Hukum nun dan mim mati sudah dijelaskan bahwa idghom berasal dari kata “ adghoma-yudghimu-idghooman “ yang berarti memasukkan. Artinya Idghom adalah Masuknya suara huruf pertama pada huruf setelahnya. Idghom terbagi menjadi tiga macam ; Idghom Mutajanisain, Idghom Mutaqoribain dan Idghom Mutamatsilain.

1. Idghom Mutajanisain
الا دغا م المتجا نسين هو ما اتحد مخرجا د ون صفة
Artinya adanya suatu huruf yang mati bertemu dengan huruf hidup yang keduanya sama dalam makhrojnya tetapi berbeda sifatnya. Dalam keterangan kitab yang lain ( Kitab al-Wajiz) ada sedikit tambahan yang mengatakan bahwa ighom Mutajanisain adalah Masuknya satu huruf ke dalam huruf setelahnya yang sejenis, Dalam hal ini terbagi menjadi dua :
a. تجانسا مخرجا، واختلفا صفة (Sama makhrojnya tapi berbeda dalam sifatnya)
- Contoh-Contoh Idghom Mutajanisain
a. د ketemu ت : قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
b. ت ketemu د : فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آَتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
c. ت ketemu ط : وَدَّتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ
d. ذْ ketemu ظ : وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ
e. ط Ketemu ت : لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ
f. ل Ketemu ر : قُلْ رَبِّ إِمَّا تُرِيَنِّي مَا يُوعَدُونَ

b. تجانسا صفة، واختلفا مخرجا (Sama sifatnya tapi berbeda dalam makhrojnya)
- Contoh :
a. د Ketemu ج : لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ
Dengan kata lain Idghom Mutajanisain adalah Masuknya suara huruf pertama pada huruf kedua yang mana kedua huruf tersebut sama makhrojnya tapi berbeda dalam sifatnya, atau sama dalam sifat tapi berbeda dalam makhrojnya.

Untuk lebih Memahami bahasan Idghom ini maka terlebih dahulu kami jelaskan tentang makhorijul huruf dan sifat-sifat huruf.
a. Makhhoriju Huruf
Makorijul huruf adalah tempat keluarnya huruf-huruf. Dalam hal ini ada lima bagian :
a) الجو ف
Yaitu huruf-huruf yang keluar dari Rongga atau lobang mulut,yang termasuk huruf Jauf adalah huruf-huruf mad yaitu ada tiga Alif, wawu dan ya’ ketika bersukun.
ئا ءو ئي
b) الشفتا ن
Yaitu huruf-huruf yang keluar dari dua bibir, yaitu م , و, ب
c) الحلق
Yaitu Huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan, terbagi menjadi tiga:
Tenggorokan bawah yaitu أ dan ها
Tenggorokan tengah yaitu عdan ح
Tenggorokan atas yaitu خdan غ
d) الخيثو م
Yaitu huruf-huruf yang keluar dari hidung yaitu huruf-huruf ghunnah ( nun dan mim tasydid.
e) اللسا ن
Yaitu huruf-huruf yang keluar dari lisan. Dalam hal ini ada banyak pembagiannya,
- Pangkal lidah : ق ك
- Lidah bagian tengah ج ش ي:
- Tepi lidah :ض
- Lidah bagian depan :ل
- Ujung lidah : ن ر ت د ط ز س ص ث د ظ
- Bagian tengah bibir :ف

2. Idghom Mutaqoribain
الا دغام المتقا ربين هو ما تقا رب مخر جا او صفة
Yaitu bertemunya satu huruf dengan huruf yang lain yang berdekatan dengan sifat atau makhrojnya.
Idghom mutaqoribain ada tiga macam :
1. متقاربين في المخرج والصفة
Yaitu bertemunya satu huruf dengan huruf lain dalam satu kalimat yang makhroj dan sifaatnya berdekatan.
Contoh :
- وَقُل رَّبّ
2. متقاربين في المخرج فقط
Yaitu bertemunya satu huruf dengan huruf lain dalam satu kalimat yang makhrojnya saja yang berdekatan.
Contoh :
- قَدْ سَمِعَ
3. متقاربين في الصفة فقط
Yaitu bertemunya satu huruf dengan huruf lain dalam satu kalimat yang sifaatnya saja berdekatan.
Contoh :
- بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ
Catatan : “ ta’ dan Syin” adalah dua huruf yang berdekatan sifatnya saja bukan makhrojnya.
Contoh-Contoh Idghom Mutaqoribain:
- ث ketemu ذ : إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ
- ق ketemu ك : أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ
- ب ketemu م : يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ

3. Idghom Mutamatsilain
الادغا م المتما ثلين هو ما اتحد مخرجا و صفة
Artinya Idghom Mutamatsilain adalah Memasukkanya suara huruf tertentu ke dalam huruf yang semisalnya yang sama antara makhroj dan sifatnya.
Contoh-contoh Idghom Mutamatsilain :
- وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ
- فَلَا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ إِنَّهُ كَانَ مَنْصُورًا
- وَإِذَا جَاءُوكُمْ قَالُوا آَمَنَّا وَقَدْ دَخَلُوا بِالْكُفْرِ
- أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
- أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
Macam-macam Idghom Mutajanisain.

BAB VI
AL ( ALIF DAN LAM )

a. ال القمر ية
Huruf-hurufnya ada 14 yang terkumpul dalam syi’ir “ ابغ حجك وخف عقيمة “
Contoh :
- وَبِالْآَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
- وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ
- غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ
- ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا
- وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
- تِلْكَ آَيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ
- إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ
- وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
- أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
- وَالْعَصْرِ
- الْقَارِعَةُ (1) مَا الْقَارِعَةُ (2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ (3)
- ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
- وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
- أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى

b. ال الشمسية
Huruf-hurufnya adalah semua huruf hijaiyah selain di atas .
Contoh :
- اهْدِنَا الصِّرَاطَ
- إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ
- إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ
- إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ
- وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ
- وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
- وَلَا الضَّالِّينَ
- وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى
- وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ

BAB VII
MAD
Menurut arti Istilah mad adalah isim masdar dari fi’I “ madda-yamuddu-maddan “ yang mempunai arti panjang atau memanjangkan. Menurut sebagian Ulama’ mad juga mempunyai arti “ ziyadah “ yang artinya bertambah,hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Nuh ayat:12
“ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا ”
Yang artinya :dan menambah harta-harta dan anak-anakmu dan menjadikan untuk kalian kebun-kebun dan sungai-sungai untuk kalian semua.
Sedang menurut istilah mad mempunyai pengertian memanjangkan suara suara suatu huruf dengan adanya huruf-huruf mad tetentu. Semua Ulama’ sepakat bahwa huruf mad hanya ada tiga yaitu :
- Wawu alif dan ya’ yang bersukun.
Mad terbagi menjadi dua :
a. Mad asli dan
b. Mad Far’i

A. Mad Asli
Atau sering disebut dengan istilah mad thobi’i. Mad asli adalah panjangnya suara suatu huruf tertentu karena adanya huruf mad thobi’I yang asli. Serta tidak bertemu atau bercampur dengan huruf-huruf sababul mad seperti hamzah dan sukun.
Mad thobi’I terbagi menjadi dua :
a) Mad thobi’I kilmi
Contoh :
- ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ
- الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ
- فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ
b) Mad Thobi’I harfi
Mad thobi’I harfi mempunyai lima huruf yang terkumpul dakam lafadh “ حي طهر “
- Huruf ya’ dalam permulaan surat (مريم كهيعص و يس)
- Huruf Ha’ dalam permulaan surat ( غافر، فصلت، الشورى، الزخرف، الدخان، الجاثية، الأحقاف )
- Huruf Tho’ dalam permulaan surat (طه و الشعراء والقصص، و طس و النمل )
- Huruf Ro’ dalam permulaan surat (يونس، وهود، ويوسف، وإبراهيم، والحجر، و الرعد )
- Huruf ha’ dalam permulaan surat (مريم، وطه )

B. Mad Far’i
Macam-macam Mad Far’i
1. Mad Wajib Muttasil
Yaitu apabila ada huruf mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat.
Panjang mad Wajib Mutasil :
- Menurut imam Hafsh adalah antara 2 atau 2,5 alif ? 4 atau 5 harokat
- Menurut imam Hamzah : 3 alif / 6 harokat
Contoh :
- إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
- يُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ

2. Mad jaiz Munfashil
Yaitu apabila ada huruf-huruf mad bertemu dengan hamzah dalam dua kalimat.
Panjang Mad Jaiz Munfashil :
- Menurut Imam Hamzah : 6 harokat / 3 alif
- Menurut imam Hafsh : 4 harikat / 2 alif
Contoh :
- وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
- قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا

3. Mad Lazim
Yaitu apabila ada huruf mad bertemu dengan sukun.
Disebut mad Lazim karena beberapa alas an :
- للزوم سببه -وهو السكون
Yaitu karena tetapnya penyebab adanya mad tersebut yaitu sukun.
- للزوم مده ست حركات
Yaitu karena wajibnya panjang mad tersebut yaitu 6 harokat / 3 alif
- لالتزام جميع القراء مده ست حركات
Yaitu karena ketetapan seluruh ahli Qurro’ dalam hal panjang nya mad ini.
Mad lazim ada dua macam :
1. Mad Lazim Kilmi
2. Mad Lazim Harfi
Dan dari masing-masing bagian juga terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Mutsaqqol
2. Mukhoffaf

Jadi secara garis besar mad Lazim terbagi menjadi 4 (empat) macam :
1) Mad Lazim Kilmy Mutsaqqol
Yaitu adanya huruf mad yang bertemu dengan sukun yang tetap ( lazim ) dalam suatu kalimat serta diidghomkan. Contoh :
- غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
- قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ
- الْحَاقَّةُ (1) مَا الْحَاقَّةُ (2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّ

2) Mad Lazim Kilmy Mukhoffaf
Yaitu adanya huruf mad yang bertemu dengan sukun yang tetap ( lazim ) dalam suatu kalimat dengan tanpa diidghomkan. Contoh :
- آلآنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ
- آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ

3) Mad Lazim Harfy Mutsaqqol
Yaitu adanya huruf mad yang bertemu dengan sukun yang tetap ( lazim ) dalam suatu huruf hijaiyah tertentu dengan disertai dengan idgom. Disebut harfi karena adanya mad yang bersamaan dengan sukun tersebut. Contoh :
- Lam dalam ayat : المص
- sin dalam ayat : طسم

4) Mad Lazim harfy Mukhoffaf
Yaitu adanya huruf mad yang bertemu dengan sukun yang tetap ( lazim ) dalam suatu huruf hijaiyah tertentu dengan tanpa disertai pengidgoman.
Contoh :
- Shod dalam Ayat : المص
- Lam dalam ayat : الر
- Qof dalam ayat : ق وَالْقُرْآَنِ الْمَجِيدِ
- Mim dalam ayat : حم dan الم

4. Mad ‘Aridli Lissukun
Yaitu apabila ada huruf mad bertemu dengan sukun yang baru yang disebabkan oleh adanya waqof. Disebut “ ‘aridl “ karena adanya mad ini dikarenakan adanya sukun yang baru akibat waqof.
Contoh :
- بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)
- وَالْقُرْآَنِ الْحَكِيمِ (2) إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (3) عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (4)
- قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3)
Panjang Mad ‘Aridli Lissukun adalah Conditional, artinya boleh 1 alif boleh 2 alif dan boleh 3 alif. Jika dalam bacaan mad sebelumnya 1 alif maka Mad ‘aridl selanjutnya juga 1 alif, begitu pula jika 2 atau 3 alif.

5. Mad Badal
Yaitu apabila ada huruf mad bertemu dengan hamzah. Disebut mad badal karena hamzah tersebut diganti dengan mad ( huruf mad )
Panjang bacaan mad Badal adalah 2 harokat / 1 alif.
contoh :
- وَلَقَدْ آَتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ
- يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
Asal contoh tersebut adalah : أأمنوا dan ااتينا

6. Mad Tamkin
Yaitu apabila ada huruf mad bertemu dengan sepadannya. Artinya adahuruf mad wawu bertemu wawu dan huruf mad ya’ bertemu dengan ya.
Panjang bacaan Mad Tamkim adalah 2 harokat / 1 alif.
Contoh :
- الدين امنوا وعملوالصالحات
- نبيين

7. Mad Lin/mad Len
Yaitu apabila ada huruf mad yang didahului oleh fathah yang bertemu dengan sukun yang baru( waqof )
Panjang mad Len adalah sama seperti panjangnya mad ‘Aridli Lissukun yaitu 1 / 2 / 3 alif atau 2 / 4 / 6 harokat.
Contoh ;
- الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ
- اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
8. Mad Shilah
Yaitu memenjangnya suara mad ketika ada Dlomir ( Ha’) yang diapit dua huruf sebelum dan sesudahnya yang berharokat.
Mad Shilah ada dua macam :
a. Mad Shilah Thowilah
Yaitu memanjangnya Suara Mad pada Dlomir (ha’) yang setelahnya bertemu dengan hamzah.
Contoh :
- وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ
- مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
b. Mad Shilah Qoshiroh
Yaitu Memanjangnya Suara mad pada dlomir (ha’) yang setelahnya tidak bertemu dengan hamzah.
Contoh :
- لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
- لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
9. Mad Farqi
Memanjangnya Suara mad ketika ada Hamzah bertemu dengan hamzahnya al ( ال ) kemudian hamzahnya “ al “ tersebut dipanjangkan ( diganti alif .
Contoh :
- أالله
- أاسحر
- أالئن
10. Mad ‘iwadh
Secara lafdhi, kata “ ‘iawdl” mempunyai pengertian mengganti atau ganti. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa mad Iwadl adalah Memanjangnya suara kalimat akibat adanya penggantian sebuah tanwin fathah ketika diwaqofkan.
Panjang Mad ‘Iwadl adalah : 1 alif / 2 harokat
Contoh :
- وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا
- لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا
- إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً




الي هنا بتوفيق الله و انا يته تم هذا الكتا ب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar