MAF'UL MUTHLAQ
MAF’UL MUTLAQ
A. PENGERTIAN MAF’UL MUTLAQ
1) Menurut Kitab Mutamimah al-jurumiyah (Syeh Syamsuddin Muhammad Arra’ni)
Maf’ul Mutlaq adalah masdar pelengkap yang menguatkan amilnya, menjelaskan macam atau menjelaskan bilangannya. Contoh:
- Yang menguatkan
|
وكلّم اللهُ مُوسى تكليماً
|
سَقَاك اللَّهُ سَقْياً
|
- Yang menjelaskan jenis/macamnya
|
يَمُوْتُ الجَاحِدُ مِيتةَ سُوءٍ
|
سرتُ سيرَ العُقلاءِ
|
- Yang menjelaskan bilangan
|
وقفتُ وقفتينِ
|
ضربتُ اللصَّ ضرْبَتينِ، أو ضَرَباتٍ
|
2) Kitab Qowa’idul lugho al-arobiyah al-mubassaqoh (Abdul latif as-saidi)
مصدرٌ منصوبٌ يُذكرُ بعدَ فعلِهِ لتوكيدِهِ أوْ بيانِ عددِهِِ أوْ نوعِهِ
Maf’ul
Mutlaq adalah masdar yang dibaca nashob yang disebutkan setelah
fi’ilnya untuk menguatkan fi’il tersebut atau menjelaskan jenisnya atau
menjelaskan bilangannya. Contoh :
· أنتَ محسنٌ إلى الفقراءِ إحساناً
· اغتسلتُ غُسلاً
3) Kitab Mujmal Qowa’id al-Arobiyyah (Syeh abd gina ad daqqor)
هوَ اسمٌ يُؤَكِّد عامِلَه، أو يُبَيِّنُ نَوْعَه أو عَدَدَه، وليسَ خَبراً ولا حَالاً
Maf’ul Mutlaq adalah isim yang menguatkan amilnya, menjelaskan jenisnya, atau bilangannya.
4) Kitab Al-I’rob al-muyassaroh (Ali Abdul Abbas)
Dikatakan Maf’ul Mutaq karena memutlaqkan qoyyidnya (amilnya)
5) Kitab Jami’ud Durus (Syeh al-Gholayaini)
مَصدرٌ يُذكرُ بعد فعلٍ من لفظهِ تأكيداً لمعناهُ، أو بياناً لِعَددِهِ، أو بياناً لنوعهِ، أو بَدَلاً من التلفُّظِ بفعلهِ
Maf’ul
Mutlaq adalah masdar yang secara lafadz jatuh setelah fi’ilnya yang
menguatkan makna fi’ilnya, menjelaskan bilangannya, menjelaskan jenisnya atau mengganti fiilnya dengan bentuk lafadz. Contoh :
· صَبراً على الشدائد
· سَمعاً وطاعةً
B. HUKUM MAF’UL MUTLAQ
Hukum maf’ul mutlaq ada 3 :
- Wajib dibaca nashob, contoh :
رأيتُهُ مُسرعاً إسراعاً عظيماً
- Wajib jatuh setelah amilnya jika untuk menguatkan. Apabila untuk menjelaskan jenis atau bilangannya maka boleh jatuh setelah atau sebelumnya. Contoh :
· اجتهدتَ اجتهاداً حسَناً
· سَمعاً وطاعةً* حمداً لله وشُكراً أفعلُهُ
- Amil Maf’ul Mutlaq boleh dibuang, jika maf’ul mutlaq tersebut menjelaskan jenis atau bilangannya dan juga ada qorinah yang menunjukkan amil tersebut. Dalam artian menjadi jawaban dari sebuah pertanyaan. Contoh :
· اجتهاداً حسَناً
Kata “ اجتهاداً حسَناً “ adalah jawaban daripertanyaan “كيف اجتهدت “
C. MACAM-MACAM MAF’UL MUTLAQ
1) Kitab ‘Imriti atau Jurumiyah
Dalam
pengetahuan yang ada dalam kitab awal-awal terkhusus dalam kitab
Jurumiyah dan ‘Imrithy, Maf’ul mutlaq terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Maf’ul Mutaq / Mashdar Lafdhi yaitu Maf’ul Mutlaq yang kata dan maknanya sama dengan amilnya contoh :
· إنَّ جهنمَ جحزاؤُكم جزاءً مَوفوراً
· يا أيُّها آمنوا صلُّوا عليه وسلموا تسليماً
· أتقِنْ عملَك إتقاناً
b. Maf’ul
Mutaq / Mashdar Ma’nawi yaitu Maf’ul mutlaq yang lafadznya tidak
mengambil kata dari amilnya tapi mempunyai arti yang sama dengan
amilnya. Contoh :
· جلستُ قُعوداً
· قُمتُ وقوفاً
2) Dalam Kitab Jami’ud Durus
Maf’ul mutlaq dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Maf’ul Mutlaq Mubham yaitu Maf’ul Mutlaq yang mempunyai arti yang sama dengan fi’ilnya dengan tanpa menambahi atau mengurangi makna. Dalam hal ini fungsi Maf’ul Mutlaq hanya untuk menguatkan. Contoh :
· قمتُ قياماً
· وضربتُ اللصّ ضرباً
b. Maf’ul
Mutlaq Mukhtash yaitu Maf’ul Mutlaq yang maknanya bertambah atau
berkurang dari makna fi’ilnya. Dalam hal ini mempunyai faedah
menjelaskan jenis atau bilangan. Contoh :
· قمتُ قِيامَينِ
· سرتُ سيرَ الصالحينَ
Dalam Kitab Jami’ud Durus selanjutnya Maf’ul Mutlaq terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Maf’ul Mutlaq Muttashorif yaitu Bentuk Maf’ul Mutlaq yang semua bentuk katanya bisa ditasrif. Contoh :
· Semua Mashodir yang akan dijelaskan di bab selanjutnya.
b. Maf’ul Mutlaq Ghoiru Muttashorif : Bentuk Maf’ul Mutlaq yang katanya tidak bisa di tasrif. Contoh :
· سبحان ومَعاذَ ولَبيّكَ وسَعدَيكَ وحنَانَيكَ ودوَاليكَ وحَذارَيك
D. AMIL MAF’UL MUTHLAQ
Amil atau yang mejadikan Maf’ul Muthlaq dibaca nashob ada tiga :
1. Isim mashdar, contoh :
· فإنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُوراً
2. Kalimat yang dimusytaqkan dengan fi’ilnya itu sendiri, Contoh :
· وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً
· أعطيتُك عَطاءً
3. Isim Sifat, dalam hal ini ada :
a) اسم الفاعِل contoh : وَالصَّافَّاتِ صَفَّاً
b) اسم المفعول contoh : اللحمُ مَأكُولٌ أكلاً
c) المُبَالغة contoh : زَيْدٌ ضَرَّابٌ ضَرْباً
E. Mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang menduduki posisi Fi’ilnya
1. مصدرٌ يَقعُ مَوقعَ الأمر
Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang mengganti posisi fi’il amar, contoh :
"بَلْهاً الشر، وبَلْهَ الشرَّ"
Kata “ بَلْهاً “adalah bentuk masdar yang dibaca nashob yang menempati kedudukan fi’ilnya yang berarti “ بَلْهَ “ atau “ أترك “. Kata “ بَلْها “ sering kali diapakai dalam bentukisim fiil amar.
2. مصدرٌ يقعُ موقعَ النَّهي
Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang mengganti posisi fi’il nahi. Contoh :
"إجتهاداً لا كسلاً، جِداً لا تَوانياً* مَهاً لا عجلةً سُكوتاً لا كلاماً "
Kata “ لا كسلاً “, “ لا عجلةً “, “ لا كلاماً “
adalah bentu kmashdar yang mengganti kedudukan fiil nahi. Akan hal
tersebut berlaku jika bergandengan dengan bentuk mashdar yang mempunyai
ma’na amar seperti contoh di atas.
3. مصدرٌ يقعُ موقعَ الدعاءِ
Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang mengganti posisi jumlah Do’a, contoh :
"سَقياً
لك ورَعياً* تَعساً للخائن* بُعداً للظالم، سُحقاً للَّئيم* جَدعاً
للخبيثِ* رحمةً للبائس* عذاباً للكاذب* شقاءً للمهمل* بُؤْساً للكسلان*
خَيبة للفاسق* تَبّاً للواشي* نُكساً للمتكبِّر"
4. مصدرٌ يقعُ بعدَ الاستفهام موقعَ التوبيخ، أو التعجُّب
Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang jatuh setelah kata Tanya yang menempati posisi taubikh atau ataajub, contoh :
"أجُرأةً على المعاصي؟"
5. مَصادرُ مسموعةٌ كثرَ استعمالُها، ودلَّتِ القرائنُ على عاملها
Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang disebutkan dan ditunjukkan qorinah atas amilnya, contoh :
"سَمعاً وطاعةً* حمداً لله وشُكراً " atau "سُبحانَ اللهِ، ومَعاذَ اللهِ"
6. المصدرُ الواقعُ تفصيلاً لمُجمَلٍ قبلَهُ، وتَبييناً لعاقبتهِ ونتيجتهِ
Yaitu
mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang mentafsil atau merinci bentuk kalimat
yang masih global yang jatuh pada kalimat sebelumnya. Contoh :
كقوله تعالى "فَشُدُّوا الوَثاقَ، فإمّا مَنّاً بعدُ، وإمّا فِداءً"
Yang
lengkap ayatnya mempunyai arti “Apabila kamu bertemu dengan orang-orang
kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga
apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah
itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang
berhenti.”
7. المصدرُ
المؤكّدُ لمضمونِ الجملة قبلهُ. سواءٌ أَجيءَ بهِ لمجرَّد التأكيدِ (أيٍ
لا لدفعِ احتمال المجازِ، بسبب أنَّ الكلامَ لا يحتملُ غيرَ الحقيقةِ)
Yaitu mashdar atau Maf’ul Muthlaq yang disebutkan sebagai kandungan dari jumlah sebelumnya, contoh :
"لكَ عليَّ الوفاءُ بالعهد حَقّاً"
F. An-Naibu ani al-Mashdar
Kadang-kadang
di dalam menashobkan Mashdar atau maf’ul muthlaq bentuk masdar itu
sendiri bisa ditempati dengan bentuk lain. Dalam hal ini ada 11 :
1. كُلِّيَّتُه contoh : فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ المَيْلِ
2. بَعْضِيَّته contoh أكْرَمْتُهُ بعضَ الإِكْرامِ
3. نَوْعُهُ contoh رَجَعَ القَهْقَرَى , قعَد القُرْفُصَاءَ
4. صِفَتُهُ contoh سِرْتُ أَحْسنَ السَّيرِ
5. هيئَتُهُ contoh يَمُوْتُ الجَاحِدُ مِيتةَ سُوءٍ
6. المُشَار إليه contoh عَلَّمنِي هذا العِلم أُسْتاذِي
7. وَقْتُه seperti Ucaah ahli Syair :
ألمْ تَغْتَمِضْ عَيناك لَيْلَةَ أَرْمَدَا * وَعَادَ كما عَادَ السَّليم مُسَهَّ
Taqdirnya adalah اغتماضاً مثلَ اغْتِمَاض لَيْلَة أَرْمَد
8. "ما" الشَّرْطية contoh : "ما شئتَ فاجْلِسْ" Artinya أيّ جُلُوس شئْته
9. آلَتهُ، Contoh "ضَرَبْتُه سَوطاً" atau ضَرَبْتُه خَشَبةً.
10. العَدَد، contoh {فَاجْلِدُوهمْ ثَمانِينَ جَلْدَةً}
11. Sedang yang tiga adalah untuk menta’kidkan :
a. مُرادِفُه contoh "فَرِحتُ جَذِلاً" و "ومَقْتُه حُبّاً"
b. مُلاَقِيهِ في الاشْتِقَاقِ contoh : وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الأرْضِ نَبَاتَاً
c. اسم المَصْدر contoh : "تَوَضّأ وُضُوءًا" و "أعْطى عَطَاءًا"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar